BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Psikologi
merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang membahas mengenai masalah
kejiwaan manusia, di dalam
dunia pendidikan,
ilmu psikologi ini digunakan untuk membantu mengenali jiwa anak didik dari tiga
aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotor agar dalam proses belajar mengajar
semakin lancar.
Berbicara
mengenai hubungan psikologi dengan pendidikan dan pengajaran sesuai dengan
makalah yang akan penyusun bahas begitu sangat erat sekali, karena dengan
mempelajari ilmu kejiwaan,
seorang guru khususnya dapat memberikan pendidikan dan pengajaran agama sesuai dengan
perkembangan anak didik artinya psikologi digunakan untuk pedoman dalam
memberikan materi pendidikan dan pengajaran agama,
sehingga
yang menjadi tujuan dalam pendidikan dan pengajaran berupa ranah kognitif,
afektif dan psikomotor akan mudah tercapai.
Banyak berbagai buku yang membahas tentang
tinjauan psikologis mengenai pendidikan dan pengajaran secara umum, akan tetapi dalam
pembahasan makalah ini penyusun akan berusaha mengkhususkan kembali pembahasan
yaitu mengenai tinjauan psikologis mengenai mengajar
agama, oleh karena itu
yang dibahas hanya sebatas perkembangan psikologis seseorang dari perkembangan
beragamanya, sehingga akhirnya kita (pendidik/guru) mudah mencari bahan dan
cara pendidikan serta pengajaran yang sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangan psikologis peserta didik.
B.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut di atas, dapat digambarkan mengenai pembahasan
dalam makalah ini.
Yaitu:
1. Apa pengertian psikologi,
pendidikan dan mengajar ?
2. Bagaimana tinjauan psikologis
mengenai perkembangan beragama ?
3. Bagaimana cara pendidikan dan pengajaran
agama?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian psikologi, Pendidikan
dan Mengajar
1.
psikologi
Secara
etimologis, psikologi berasal dari
bahasa yunani, yaitu kata psyche yang berarti “jiwa” dan
logos yang berarti “ilmu”. Jadi secara harfiah, psikologi berarti ilmu jiwa
atau ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala
kejiwaan (Alex,
2003: 19). Sedangkan menurut Poerbakawatja dan Harahap dalam bukunya Muhibbin Syah (2010: 9), “Psikologi merupakan
cabang ilmu pengetahuan yang mengadakan penyelidikan atas gejala-gejala dan kegiatan
jiwa”.
2.
Pendidikan
Pendidikan
mempunyai peranan yang sangat penting dalam keseluruhan aspek kehidupan
manusia, karena dengan adanya pendidikan dapat mempengaruhi perkembangan
manusia khususnya meningkatkan kedewasaan dan tanggung jawab, sebagaimana pengertian
pendidikan menurut poerbaka watja dan harahap (1981), poerwanto (1985) dan
winkel (1991) dalam bukunya Muhibbin Syah,
(2010: 11) mereka mengatakan
bahwa pendidikan adalah “usaha yang di sengaja dalam bentuk bantuan dan
pimpinan dari orang dewasa kepada anak-anak untuk mencapai kedewasaan.” Artinya
kedewasaan yang diharapkan itu berupa kedewasaan pemikiran, perilaku dan
tingkah laku, biasanya berupa sikap rasa tanggungjawab.
Kemudian dapat disimpulkan,bahwa pengertian dari psikologi pendidikan ialah suatu studi
yang sistematis tentang proses-proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan
pendidikan manusia.(H.C.Witherington, 1985:12)
3.
Mengajar
Menurut Tyson dan Caroll (1970) mengatakan bahwa
definisi mengajar adalah sebuah cara dan sebuah proses hubungan timbal balik
antara siswa dan guru yang sama-sama aktif melakukan kegiatan. Sedangkan
menurut Nasution (1986) mengajar adalah “… suatu aktivitas mengorganisasi atau
mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak, sehingga
terjadi proses belajar”. (Muhibbin Syah, 2010: 179)
Jika
kita perhatikan semua pengertian diatas mencakup pengertian pendidikan secara
umum, sedangkan bila dilihat dari pengertian pendidikan agama mengandung arti
“usaha-usaha sistematis
dan pragmatis dalam membantu
anak didik agar hidup sesuai dengan ajaran “ (Zuhairini,1983:27).
Sedangkan
untuk pengertian pengajaran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991) berasal
dari kata“ajar” yang artinya petunjuk yang diberikan kepada orang supaya
diketahui (di turut). Sementara
menurut Muhibbin Syah, (2005: 34) pengajaran
adalah “sebuah proses pendidikan yang sebelumnya direncanakan dan diarahkan
untuk mencapai tujuan serta dirancang untuk memudahkan belajar”. Selanjutnya
apabila pengajaran dalam kaitannya dengan pengajaran agama adalah “pemberian
pengetahuan agama kepada anak supaya memiliki ilmu pengetahuan agama”
(Zuhairini,1983: 27). Didalam pengajaran dikenal pula istilah mengajar artinya
“memberikan pengetahuan kepada anak didik agar mereka dapat mengetahui
peristiwa-peristiwa,
hukum, proses sesuatu ilmu pengetahuan”. (Zuhairini,1983
: 30). Pendidikan itu merupakan
pakaiannya dan benang adalah pengajaran, contohnya, seorang guru yang mendidik anaknya
dalam bidang agama, maka ia takan terlepas dari upaya pengajaran agama dengan
berbagai metode dan cara sesuai dengan kemampuanya.
Oleh
sebab itu apabila ada yang mengatakan bahwa pendidikan dan pengajaran merupakan
dua hal yang berbeda itu adalah suatu persepsi yang sangat keliru.
Bahkan
di dalam Al-Quran
yang diturunkan pertama kali Q.s. Al-alaq : 4-5:
Ï%©!$# zO¯=tæ ÉOn=s)ø9$$Î/ ÇÍÈ zO¯=tæ z`»|¡SM}$# $tB óOs9 ÷Ls>÷èt ÇÎÈ
Artinya
; “…yang mengajarkan manusia
dengan perantara kalam.dia mengajarkan kepada manusia apa yang di ketahuinya”. Ayat alquran tersebut
menjelaskan tentang belajar mengajar yang kedua hal itu tidak akan terlepas
dari proses pendidikan serta pengajaran.
B. Tinjauan Psikologi Mengenai Perkembangan Beragama
Setiap
manusia itu terlahir dengan fitrah, menurut Al-Quran yang berkaitan
dengan fitrah adalah:
óOÏ%r'sù y7ygô_ur ÈûïÏe$#Ï9 $ZÿÏZym 4 |NtôÜÏù «!$# ÓÉL©9$# tsÜsù }¨$¨Z9$# $pkön=tæ 4 w @Ïö7s? È,ù=yÜÏ9 «!$# 4 Ï9ºs ÚúïÏe$!$# ÞOÍhs)ø9$# ÆÅ3»s9ur usYò2r& Ĩ$¨Z9$# w tbqßJn=ôèt ÇÌÉÈ
‘’
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama allah ; tetaplah atas fitrah
allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada perubahan
pada fitrah allah, itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui”. (Q.S. Ar-Rum: 30).
fitrah
Allah maksudnya ciptaan
Allah, manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama yaitu agama tauhid,
kalau ada manusia tidak beragama tauhid, maka hal itu tidaklah wajar. Mereka
tidak beragama tauhid itu hanyalah karena pengaruh lingkungan.
Pada umumnya keberagamaan seseorang
dipengaruhi oleh pendidikan, pengalaman, pelatihan, yang dilalui pada masa
kecil. Seseorang yang pada masa kecilnya tidak mendapatkan pendidikan agama,
akan mempengaruhi masa dewasa kelak, boleh jadi ia tidak akan merasakan
pentingnya agama dalam hidupnya. Lain halnya dengan orang yang masa kecilnya
berada dalam lingkungan taat beragama, maka dengan sendirinya anak tersebut
akan mempunyai kecenderungan hidup dalam aturan agama, dia akan terbiasa
melakukan ibadah, takut melanggar aturan –aturan agama, dan dapat merasakan
betapa nikmatnya ibadah.
Menurut
Dzakariyah Drajat dalam bukunya zuhairini ( 1983: 32 ) bahwa “anak mulai
mengenal Tuhan sejak usia 3- 4 tahunan, mereka mulai mengenal Tuhan mereka
dengan bahasa dan apa saja yang ada disekitar mereka, sehingga mereka sering
bertanya tentang siapa Tuhan dan apapun yang ada disekitar mereka”.
C.
Metode / Cara Pendidikan dan Mengajar Agama
Banyak
perbedaan pendapat yang mengatakan bahwa metode dengan cara itu merupakan
dua hal yang berbeda, tetapi pada kenyataannya kita lebih sering mengunakan
kata metode untuk istilah yang lebih resmi dibandingkan kata cara. Sedangkan
penyusun sendiri mengambil kesimpulan bahwa metode dan cara itu merupakan dua
hal yang sama.
Metode adalah menggunakan cara yang paling
tepat dan cepat. Dalam memberikan pendidikan dan pengajaran agama pun harus
mengunakan metode, sedangkan pengertian dari metode pengajaran agama adalah
“cara yang paling tepat dan cepat dalam mengajarkan agama.” Jika kita
perhatikan pengertian dari metode, ada dua kata yang dicetak miring yaitu kata
cepat dan tepat artinya efisien dan efektif khususnya dalam memberikan
pendidikan dan pengajaran agama. Tafsir ( 1999:10 ). Dalam pengajaran, tentunya kita membutuhkan media
atau alat. Definisi dari media sendiri adalah segala bentuk alat komunikasi
yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dari sumber ke peserta didik
yang bertujuan merangsang mereka untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.(Hamzah
B.Uno : 2009)
Berikut
ini adalah Macam-macam
alat pendidikan dan
pengajaran Agama, yaitu:
1.
Alat pengajaran klasikal:
Alat
yang digunakan bersama-sama
antara guru dengan murid. Contohnya papan tulis, kapur dan sebagainya.
2.
Alat pengajaran individual : Alat yang digunakan masing-masing baik oleh guru
maupun muridnya. Contohnya alat tulis, buku pelajaran, buku pegangan dan lain-lain.
3.
Alat peraga: Alat yang digunakan untuk memperjelas dan memberikan gambaran secara
nyata mengenai materi yang diajarkan.
Sedangkan
untuk metode-metode
yang biasa digunakan dalam pendidikan dan pengajaran adalah sebagai berikut:
1.
Metode diskusi
2.
Metode ceramah
3.
Metode tanya jawab
4.
Metode tes / uji
5.
Metode praktek
6.
dan berbagai metode yang lainya.
Bila
kita melihat tugas dan fase perkembangan menurut Hurlock dalam bukunya alex
(2003: 133) yang dimulai dari masa prenetal, itu sudah dilakukan pendidikan.
Pendidikan yang biasa dilakukan berupa keteladanan yang di berikan oleh orang
tuanya, bahkan disaat hamil pun sebetulnya ia telah belajar menerima pendidikan
dari apa yang dilakukan oleh orang tuanya, tahapan yang kedua yaitu masa natal,
di usia ini anak mulai diajarkan untuk mengamalkan apa yang ia telah pelajari
(metode praktek), sehingga pada tahapan.masa remaja anak benar- benar
mengamalkan apa yang ia pelajari dengan sungguh- sungguh, dan akhirnya di
tahapan dewasa ia bisa menikmati hasil dari apa yang ia pelajari dari masa
prenetal berupa pengetahuan, pengalaman, dan sebagainya sampai usia dewasa itu
bisa dirasakan.
Salah satu metode
untuk mengajar itu adalah dengan suri
tauladan kita (pengajar) kepada anak didik ketika mengajar ataupun di
lingkungan luar. Ketika kita berada
dimanapun, terutama dihadapan peserta didik, kita harus memberi arahan dan
contoh yang baik. Dan yang sulit ketika ketika mengajar agama adalah tanggung
jawab moral yang mesti kita pikul. Ketika ucapan dan perbuatan kita tidak
sesuai dengan apa yang kita ucapkan tentunya akan menimbulkan sebuah
pertentangan dalam diri peserta didik. Tentunya tak hanya sampai begitu saja, Efek
lebihnya ialah kita selaku pengajar menjadi kurang dipercaya oleh peserta
didik. Oleh karena itu, persiapkan diri kita, perbaiki diri kita, jangan sampai
timbul hal-hal yang tidak diinginkan di hari mendatang.
BAB III
SIMPULAN
1.
Pengajaran agama
adalah sebuah proses pendidikan dengan memberikan pengetahuan mengenai
keagamaan yang direncanakan dan di arahkan kepada anak didik, untuk mencapai
tujuan agar memiliki pengetahuan agama yang luas dan tingkah laku yang baik.
2.
Pada umumnya
keberagamaan dan psikologis seseorang dipengaruhi oleh pendidikan (pengajaran)
pengalaman dan pelatihan yang dilaluinya pada masa kecil, tetapi tidak
dipungkiri bahwa manusia itu diciptakan oleh Allah dengan fitrahnya yaitu
tauhid.
3.
Cara mendidik
atau mengajar agama kepada anak didik itu diperlukan metode/cara yang baik dan
sesuai dengan tingkatan psikologis anak didik. Dan yang paling penting adalah
suri tauladan (contoh) dari seorang pengajar tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
B.Uno, Hamzah. 2009. Profesi Kependidikan. Jakarta: Bumi
Aksara
Santrock ,Jhon W..2009. Psikologi Pendidikan
.Jakarta: Salemba humanika.
Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi pendidikan. Bandung : PT. Remaja
Rosda Karya.
Sobur,
Alex. 2003. Psikologi umum. Bandung :
Pustaka Setia.
Tafsir.1999. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Bandung: PT Remaja Rosda karya.
Witherington, H.C. 1985. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Aksara
Baru.
Zuhairini.
1983. Metodik Khusus Pendidikan Agama.
Surabaya : Usaha nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar